Tidak sedikit BMT yang pernah berdiri, tak lama kemudian hilang terkubur. Ada BMT yang lolos tahun pertama, tapi di tahun ke-2 sudah tidak ada lagi. Ada yang di tahun ke-2 masih eksis, tapi di tahun ke-3 sudah goyang. “Hukum bisnis tetap berlaku bagi BMT, siapa yang bisa bertahan sampai bertahun-tahun pasti memiliki keunggulan. Yang pasti BMT langsung diawasi Allah. Jadi pengawasnya adalah langsung Allah SWT, bukan manusia. Karenanya, BMT harus benar jalannya sesuai perintah Allah SWT”, papar Baihaqi Abdul Madjid dalam diskusi terbatas di Gedung ICMI Pusat (5/5) yang dihadiri beberapa manager BMT di Jakarta.
Menurut pengurus ICMI ini, BMT sesungguhnya adalah instrument ummat Islam untuk mencapai keberkahan hidup. BMT pada satu sisi berada di kalangan masyarakat grass root, tetapi pada sisi lain ada masyarakat the have yang kelebihan uang, dan banyak menyimpan dananya di lembaga perbankan. Posisi BMT harusnya dapat menjembatani antara dua kutub masyarakat ini agar sama-sama mendapatkan kehidupan ekonomi yang berkah.
Caranya, BMT perlu memberi keyakinan kepada masyarakat yang punya banyak dana agar menitipkan dananya di BMT dengan pengelolaan yang sesuai amanah Allah, sesuai pesan dan peringatan Allah bahwa harta bagi manusia hanyalah titipan, bukan untuk dimiliki tapi dikelola untuk kebajikan agama. Dan masyarakat miskin yang membutuhkan pinjaman akan meminjam dan memanfaatkan dana pinjaman dari BMT untuk diproduktifkan sesuai peraturan agama, tidak untuk konsumtif dan yang dilarang Allah SWT.
“Jika kedua kelompok masyarakat ini dapat dipersatukan BMT, maka keberkahan akan turun untuk kehidupan bumi ini, rezeki akan mudah dan kehidupan sosial masyarakat akan damai. Jika keadaan ini berjalan maka akan banyak lagi karunia Allah diturunkan kepada umat manusia. Dan BMT yang sesungguhnya lembaga ekonomi Islam, jika pengurus juga pengelolanya bertaqwa, maka pasti pengelola dan pengurusnya langsung bertanggung jawab kepada Allah SWT. Pasti takut berbuat salah. Maka, Allah langsung menjadi pengawas bagi keimanan mereka dalam mengurus amanah mengelola dana titipan orang lain di BMTnya”, papar Baihaqi.
Muzakkir Muannas, pengurus BMT BIC, melihat ada kecenderungan banyak pengelola BMT yang masih sangat pragmatis dalam mengemban misi BMT. Sepertinya perlu terus menerus pengelola BMT memaknai arah tujuan pendirian sebuah BMT. Lebih tepat memahami arah tujuan manusia hidup diatas muka bumi ini. Apakah hanya sekedar mencari uang atau mempunyai misi kekhalifahan? Pilihan mendirikan BMT dan mengembangkan BMT sebenarnya bukan pilihan untuk orang-orang biasa, tetapi pilihan bagi yang mau mengambil jalan amal sholeh melalui pemberdayaan.
“Karenanya, yang sangat mendesak adalah bagaimana menjadikan BMT sebagai sarana beramal sholeh, bagi yang punya waktu, yang punya ilmu, yang punya dana, yang ingin berusaha mencari rezeki, yang kelebihan dana dapat sama-sama menjadikan BMT untuk meningkatka taqwa mereka, memperkuat silaturrahmi, meneladani Rasulullah dalam berniaga dan jual beli”, sebut Zakir yang juga Direktur Pelatihan LAZNAS BMT Training Center.
Sumber: http://bmt-link.co.id/%E2%80%9Cbmt-itu-langsung-diawasi-allah%E2%80%9D/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar